Kami menyediakan berbagai jenis bunga& tanaman hias juga menjual pupuk dan media tanam ,membuat,renovasi dan perawatan taman rumah,kantor,hotel dll,dengan harga terjangkau, Hub : 085863340014
Rabu, 06 Juli 2011
Jumat, 10 Juni 2011
Senin, 06 Juni 2011
Sirih Merah
Sirih Merah
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan: | Plantae |
Divisi: | Magnoliophyta |
Kelas: | Magnoliopsida |
Ordo: | Piperales |
Famili: | Piperaceae |
Genus: | Piper |
Spesies: | P. ornatum |
Nama Binomial
Piper ornatum
Sirih merah adalah tumbuhan merambat yang ditanam orang karena khasiat pengobatan dan juga keindahan daunnya. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan sirih maupun lada. Nama ilmiah tumbuhan asal Sulawesi ini adalah Piper ornatum. tumbuhan yang tidak dibudidayakan yang berasal dari benua Amerika.
SIRIH MERAH SEBAGAI TANAMAN OBAT MULTI FUNGSI
Tanaman sirih merah (Piper ornatum) termasuk dalam famili Piperaceae, tumbuh merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai, yang tumbuh berselang-seling dari batangnya serta penampakan daun yang berwarna merah keperakan dan mengkilap. Dalam daun sirih merah terkandung senyawa fitokimia yakni alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Sirih merah sejak dulu telah digunakan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa sebagai obat untuk meyembuhkan berbagai jenis penyakit dan merupakan bagian dari acara adat. Penggunaan sirih merah dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia maupun ekstrak kapsul. Secara empiris sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit. Hasil uji praklinis pada tikus dengan pemberian ekstrak hingga dosis 20 g/kg berat badan, aman dikonsumsi dan tidak bersifat toksik. Sirih merah banyak digunakan pada klinik herbal center sebagai ramuan atau terapi bagi penderita yang tidak dapat disembuhkan dengan obat kimia. Potensi sirih merah sebagai tanaman obat multi fungsi sangat besar sehingga perlu ditingkatkan dalam penggunaannya sebagai bahan obat moderen.
Tanaman sirih mempunyai banyak spesies dan memiliki jenis yang beragam, seperti sirih gading, sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning dan sirih merah. Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai yang tumbuh berselang seling dari batangnya. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian ujung daun meruncing. Permukaan daun mengkilap dan tidak merata. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi.
Budidaya Sirih Merah
Aspek budidaya Sirih merah dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penyetekan atau
pencangkokan karena tanaman ini tidak berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan menggunakan sulur dengan panjang 20 - 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengeluarkan akar dan mempunyai 2 - 3 daun atau 2 - 3 buku.
Untuk mengurangi penguapan, daun di kurangi sebagian atau buang seluruhnya. Sulur diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan dengan setek dapat dilakukan dengan menyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan kompos dengan perban-dingan 1 : 1 : 1. media tersebut dimasukkan ke dalam polibeg berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. Setek yang telah dipotong-potong direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam pada polibeg yang telah berisi media tanam.
Letakkan setek ditempat yang teduh dengan penyinaran matahari lebih kurang 60%.Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan memilih cabang yang cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian cabang tersebut diikat atau dibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap air. Pencangkokan tidak perlu mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbuh dan ber-kembang. Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang muncul sudah banyak. Untuk tempat menjalar dibuat ajir dari batang kayu atau bambu. Penyiraman dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari tergantung cuaca.Penanaman di lapangan dilakukan pada awal musim hujan dan sebagai tiang panjat dapat digunakan tanaman dadap dan kelor. Jarak tanam dapat digunakan 1 x 1 m, 1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan. Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Selama ini umumnya sirih merah tumbuh tanpa pemupukan. Yang penting selama pertumbuhannya di lapangan adalah pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60 - 75%.Penangan pasca panenTanaman sirih merah siap untuk dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat ini tanaman telah mempunyai daun 16 - 20 lembar. Ukuran daunnya sudah optimal dan panjangnya mencapai 15 - 20 cm.
Manfaat Sirih Merah
Dari buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” dilaporkan bahwa senyawa alko-koloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol,
eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada. Karena banyaknya kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.
Bedasarkan pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat menyembukan penyakit ambeien, keputihan dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi sebagai anti mikroba.Selain bersifat antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diabetes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula darah sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuhkan dengan menggunakan serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyembuhkan penyakit hepatitis.Sirih merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogyakarta, di mana pasiennya yang berobat sembuh dari diabetes karena mengkonsumsi teh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kulit.Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakit batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi
(Sumber: Feri Manoi, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007).
Tanaman sirih mempunyai banyak spesies dan memiliki jenis yang beragam, seperti sirih gading, sirih hijau, sirih hitam, sirih kuning dan sirih merah. Semua jenis tanaman sirih memiliki ciri yang hampir sama yaitu tanamannya merambat dengan bentuk daun menyerupai hati dan bertangkai yang tumbuh berselang seling dari batangnya. Ciri khas tanaman ini adalah berbatang bulat berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung hati dan bagian ujung daun meruncing. Permukaan daun mengkilap dan tidak merata. Yang membedakan dengan sirih hijau adalah selain daunnya berwarna merah keperakan, bila daunnya disobek maka akan berlendir serta aromanya lebih wangi.
Budidaya Sirih Merah
Aspek budidaya Sirih merah dapat diperbanyak secara vegetatif dengan penyetekan atau
pencangkokan karena tanaman ini tidak berbunga. Penyetekan dapat dilakukan dengan menggunakan sulur dengan panjang 20 - 30 cm. Sulur sebaiknya dipilih yang telah mengeluarkan akar dan mempunyai 2 - 3 daun atau 2 - 3 buku.
Untuk mengurangi penguapan, daun di kurangi sebagian atau buang seluruhnya. Sulur diambil dari tanaman yang sehat dan telah berumur lebih dari setahun. Cara perbanyakan dengan dengan setek dapat dilakukan dengan menyediakan media tanam berupa pasir, tanah dan kompos dengan perban-dingan 1 : 1 : 1. media tersebut dimasukkan ke dalam polibeg berdiameter 10 cm yang bagian bawahnya sudah dilubangi. Setek yang telah dipotong-potong direndam dalam air bersih selama lebih kurang 15 menit. Setek ditanam pada polibeg yang telah berisi media tanam.
Letakkan setek ditempat yang teduh dengan penyinaran matahari lebih kurang 60%.Perbanyakan dengan cara pencangkokan dilakukan dengan memilih cabang yang cukup tua kira-kira 15 cm dari batang pokoknya, kemudian cabang tersebut diikat atau dibalut ijuk atau sabut kelapa yang dapat menghisap air. Pencangkokan tidak perlu mengupas kulit batang. Cangkok diusahakan selalu basah agar akarnya cepat tumbuh dan ber-kembang. Cangkok dapat dipotong dan ditanaman di polibeg apabila akar yang muncul sudah banyak. Untuk tempat menjalar dibuat ajir dari batang kayu atau bambu. Penyiraman dilakukan satu sampai dua kali dalam sehari tergantung cuaca.Penanaman di lapangan dilakukan pada awal musim hujan dan sebagai tiang panjat dapat digunakan tanaman dadap dan kelor. Jarak tanam dapat digunakan 1 x 1 m, 1 x 1,5 m tergantung kondisi lahan. Sirih merah dapat beradaptasi dengan baik di setiap jenis tanah dan tidak terlalu sulit dalam pemeliharaannya. Selama ini umumnya sirih merah tumbuh tanpa pemupukan. Yang penting selama pertumbuhannya di lapangan adalah pengairan yang baik dan cahaya matahari yang diterima sebesar 60 - 75%.Penangan pasca panenTanaman sirih merah siap untuk dipanen minimal berumur 4 bulan, pada saat ini tanaman telah mempunyai daun 16 - 20 lembar. Ukuran daunnya sudah optimal dan panjangnya mencapai 15 - 20 cm.
Manfaat Sirih Merah
Dari buku ”A review of natural product and plants as potensial antidiabetic” dilaporkan bahwa senyawa alko-koloid dan flavonoid memiliki aktivitas hipoglikemik atau penurun kadar glukosa darah.Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol,
eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, ter-penena, dan fenil propada. Karena banyaknya kandungan zat/senyawa kimia bermanfaat inilah, daun sirih merah memiliki manfaat yang sangat luas sebagai bahan obat. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.
Bedasarkan pengalaman suku Jawa tanaman sirih merah mempunyai manfaat menyembukan penyakit ambeien, keputihan dan obat kumur, alkaloid di dalam sirih merah inilah yang berfungsi sebagai anti mikroba.Selain bersifat antiseptik sirih merah juga bisa dipakai mengobati penyakit diabetes, dengan meminum air rebusan sirih merah setiap hari akan menurunkan kadar gula darah sampai pada tingkat yang normal. Kanker merupakan penyakit yang cukup banyak diderita orang dan sangat mematikan, dapat disembuhkan dengan menggunakan serbuk atau rebusan dari daun sirih merah. Beberapa pengalaman di masyarakat menunjukkan bahwa sirih merah dapat menurunkan penyakit darah tinggi, selain itu juga dapat menyembuhkan penyakit hepatitis.Sirih merah dalam bentuk teh herbal bisa mengobati asam urat, kencing manis, maag dan kelelahan, ini telah dilakukan oleh klinik herbal senter yang ada di Jogyakarta, di mana pasiennya yang berobat sembuh dari diabetes karena mengkonsumsi teh herbal sirih merah. Sirih merah juga sebagai obat luar dapat memperhalus kulit.Secara empiris diketahui tanaman sirih merah dapat menyembuhkan penyakit batu ginjal, kolesterol, asam urat, serangan jantung, stroke, radang prostat, radang mata, masuk angin dan nyeri sendi
(Sumber: Feri Manoi, Warta Puslitbangbun Vol.13 No. 2, Agustus 2007).
Selasa, 31 Mei 2011
Euphorbia
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Efhorbia
Spesies : E. milii
Nama Binomial
Ephorbia milii
E. milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama dan penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant), karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat memacu pertumbuhan sel abnormal.
Morfologi tanaman E. milii
Tanaman dari family Euphorbiaceae memiliki batang berduri. Jaringan xylemnya mengeluarkan eksudat putih disebut dengan getah susu (milky sap). Daun E. milii berbentuk oval dengan ukuran bervariasi menurut hibrida dan kultivar. Bunganya kecil berwarna kuning dengan cyathia bewarna warni sebagai hasil dari hibridasi.Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh menyebar.
Syarat Tumbuh
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40° Celsius. dihabitat aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi ternaung akan memengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.E.milii menyukai mikroklimat yang kering (Rh 70 %) dan membutuhkan media tanam yang lebih lembab dibandingkan dengan jenis euphorbia lainnya. Pada kelembapan rendah,tajuk tanaman dapat tumbuh dengan baik bila disertai dengan penyiraman yang memadai. Sementara itu, kelembapan udara yang terlalu tinggi akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman, sehingga tanaman peka terhadap serangan penyaki. Namun, E. Milii masih bisa ditanam didataran tinggi asal pencahayaannya cukup dan curah hujan rendah.
Khasiat
E.milii selain digunakan sebagai tanaman hias, juga berkhasiat sebagai obat. Obat yang dibuat dari E.milii diantaranya yaitu: Pendarahan rahim
Bunga sebanyak 10-15 kuntum direbus dengan 50 gram daging sapi tanpa lemak. Kudapan itu bisa dimakan sebagai sup.
Hepatitis
Pucuk batang yang masih segar (9-15 g), diiris tipis dan direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Air rebusan tersebut bisa diminum dengan madu.
Luka baker
Daun dan batang direbus dengan air sampai mendidih, setelah dingin digunakan sebagai pengompres.
Bisul
Batang diiris tipis dan dibakar dan ditempelkan pada bisul.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jumat, 27 Mei 2011
Bromelia
Bentuk unik dan warna mencolok bunga yang berada di antara hijau helai-helai daunnya, adalah daya tarik utama bromelia. Warna daun dan bunganya cemerlang hampir di segala musim. Bunga bromelia bisa bertahan satu sampai tiga bulan. Rata-rata sebuah bromelia memiliki 40 helai daun yang bagian ujungnya melengkung. Pada beberapa spesies bagian daunnya terdapat gerigi, sedangkan pada spesies lainnya lembut, tanpa gerigi.
Bromelia bisa ditanam tunggal di dalam pot, bisa pula disusun membentuk koloni. Pada umumnya, koloni bromelia diletakkan di tepi jalan setapak atau dijadikan point of interest di tengah-tengah taman. Tanaman ini umumnya dikembangkan dengan biji atau anakan.
Bromelia tidak terlalu rewel, dalam arti tidak perlu disiram terlalu sering dan tahan ditanam di dataran rendah. Penyiraman sebaiknya disesuaikan dengan kondisi medianya, jangan terpancang dengan rutinitas. Siramlah kalau medianya sudah terlihat kering. Ingat, bahwa kondisi media pasti berbeda antara cuaca panas, mendung, dan hujan. Selain itu, bromelia paling benci lingkungan yang kering. Di ketiak daunnya harus selalu ada genangan air.
Pemupukan bromelia juga tidak terlalu sulit. Jika Anda menggunakan pupuk slow release maka pemupukan cukup dilakukan tiga bulan sekali. Pupuk NPK juga bisa digunakan tapi pupuk jenis ini mudah sekali diserap. Jadi frekuensi pemupukan harus lebih sering.
Agar bromelia Anda segar dan dan rajin memamerkan warna-warni bunganya, sebaiknya jangan ditanam di tanah. Gunakan media sabut kelapa atau cacahan pakis. Selain itu, bromelia sebaiknya ditempatkan di tempat terbuka, namun tidak terkena sengatan matahari langsung. Agar hasilnya baik “kandang” Bromelia bisa dinaungi dengan penutup jala atau paranet.
tabloidrumah.com
Rabu, 18 Mei 2011
Pachypodium
Apa saja keunikan dari tanaman ini ? apalagi kalau bukan tampilan batangnya yang besar dan berduri, dengan daun yang tumbuh kecil - kecil memanjang. Kesan pertama ketika melihat tanaman ini sudah pasti semua mengira kalau tanaman ini adalah tanaman gurun pasir atau tanaman yang berasal dari Afrika. Secara umum tanaman ini lebih terkesan sebagai tanaman gurun, namun sangat indah dan menawan ketika ditempatkan di sebuah media pot, apalagi dipajang sebagai tanaman hias penghias rumah, pasti akan terkesan menawan.
Selain memiliki keindahan pada warna bunganya, tanaman ini memiliki pertumbuhan yang lambat, hampir sama dengan tanaman Bonsai. Tanaman ini memiliki kharismatik ketika dijadikan koleksi tanaman hias di rumah, Pachypodium ini memiliki daya tarik keanggunan sendiri. Secara fisik varian-varian dari Pachypodium ini boleh dikatakan hampir memiliki karakter yang sama, memiliki batang pohon yang besar dan berduri panjang, namun daunnya tumbuh kecil-kecil, namun yang membedakan adalah pada warna bunga yang dikeluarkan
Misalnya pada jenis varian Lamerry kebanyakan akan mengeluarkan bunga yang berwarna merah, sedangkan untuk jenis varian Geayi mengeluarkan bunga berwarna kuning, selebihnya ada yang berwarna putih dan ungu
Tanaman ini asli dari Afrika, yang paling banyak beredar di Indonesia adalah Pachypodium dari Madagaskar, Zimbabwe, serta Zambia. Tapi yang paling banyak berasal dari kepulauan Madagaskar. Orang-orang Eropa menyebut tanaman ini sebagai Madagaskar Palm atau Palem dari Madagaskar. Seperti habitat aslinya, Pachypodium sangat menyukai panas, tanaman ini juga disebut tanaman sekulen, dimana untuk mempertahankan hidupnya, batangnya berfungsi sebagai penyimpan air.
Media tanam yang cocok untuk tanaman ini adalah berupa campuran antara pasir malang, kompos, serta sekam bakar setengah matang, intinya media tanam harus poros atau tidak terlalu padat, karena kalau media tanam terlalu padat akan banyak mengikat air, hal ini kurang bagus untuk pertumbuhan Pachypodium yang menyukai daerah gurun.
Penempatan tanaman ini juga tak kalah pentingnya, sebaiknya Pachypodium ditempatkan di tempat yang panas, agar dapat memperoleh sinar matahari sepanjang hari.
Jumat, 06 Mei 2011
Aglaonema
Aglaonema dikenal juga dengan nama Sri Rejeki. Aglaonema merupakan anggota famili araceae, satu kelompok dengan tanaman Keladi. Tanaman hias ini terdiri dari kurang lebih 40 jenis, tiga diantaranya adalah Aglaonema costatum, Aglaonema modestum, dan Aglaonema crispum.
Aglaonema dikenal juga dengan nama Sri Rejeki. Aglaonema merupakan anggota famili araceae, satu kelompok dengan tanaman Keladi. Tanaman hias ini terdiri dari kurang lebih 40 jenis, tiga diantaranya adalah Aglaonema costatum, Aglaonema modestum, dan Aglaonema crispum.
Pada umumnya Aglaonema dapat ditemukan di negara negara tropis seperti di kawasan Asia Tenggara, India dan Cina
Habitat alami dari Aglaonema adalah di rawa dan hutan hujan. Sri rejeki dapat tumbuh di ketinggian 20-150 cm. Daunnya tersusun berselang seling pada batang, berbentuk bulat lonjong, dan memiliki variasi warna dari merah hingga putih-hijau.
Perlu diperhatikan bahwa getah batang dari beberapa jenis Aglaonema ada yang mengandung racun, yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan menyebabkan peradangan pada bibir, lidah dan tenggorokan bila getahnya tertelan. Aglaonema adalah tanaman hias yang sangat mudah beradaptasi pada lingkungan dan cukup mudah untuk ditumbuhkan.
Tanaman ini dapat beradaptasi pada berbagai intensitas cahaya, serta tidak membutuhkan perhatian ekstra dalam pemeliharaannya, juga memiliki daya tahan tinggi terhadap serangan hama.
Aglaonema memiliki varian yang menarik, salah satunya adalah snow white, legacy, widuri, lipstick dan cochine. Snow white adalah Sri rejeki yang memiliki ciri daun berwarna putih dengan corak hijau yang tersebar rata di permukaannya. Legacy memiliki daun berwarna hijau dengan dominasi corak berwarna merah yang mengikuti alur tulang daun. Sementara, lipstick memiliki pola warna merah mengelilingi tepi daunnya (jadi seperti bibir yang memakai lipstick). Cochine merupakan sri rejeki berdaun merah atau warna tembaga.
Cara merawat Aglaonema
Sebaiknya penanaman Sri rejeki menggunakan media sekam bakar dicampur dengan pupuk kandang dan gabah. Bisa juga menggunakan pupuk humus, atau kompos.
Selama musim kering, siramlah Sri rejeki secara teratur dan berilah pupuk secara rutin setiap dua minggu sekali. Sedangkan pada musim penghujan, kurangilah frekwensi penyiraman hingga 2 - 3 minggu sekali. gantilah media tanam Aglaonema minimal 1 x dalam setahun. Ketika mengeluarkan Aglaonema dari pot untuk penggantian media, peganglah batang Aglaonema pada bagian pangkalnya lalu miringkan pot agar Aglaonema tercabut dari medianya. Penggantian media yang baik adalah dengan menyiapkan pot yang dilapisi styrofoam atau pecahan genting atau bata merah di dasarnya. Kemudian masukkan media baru hingga satu per tiga tinggi pot. Letakkan Sri rejeki pada media baru tepat di bagian tengah pot lalu timbun dengan media hingga pot terisi penuh. Hindari menekan nekan permukaan media dengan tangan, karena akan merusak akar Aglaonema. Setelah cukup padat, siramlah hingga cukup basah. Aglaonema merupakan tanaman yang cukup tahan terhadap hama, jadi kita tidak perlu merasa khawatir tanaman ini terkena infeksi jamur. Aglaonema hanya butuh waktu 4-5 bulan untuk tumbuh besar dan optimal.
Selama musim kering, siramlah Sri rejeki secara teratur dan berilah pupuk secara rutin setiap dua minggu sekali. Sedangkan pada musim penghujan, kurangilah frekwensi penyiraman hingga 2 - 3 minggu sekali. gantilah media tanam Aglaonema minimal 1 x dalam setahun. Ketika mengeluarkan Aglaonema dari pot untuk penggantian media, peganglah batang Aglaonema pada bagian pangkalnya lalu miringkan pot agar Aglaonema tercabut dari medianya. Penggantian media yang baik adalah dengan menyiapkan pot yang dilapisi styrofoam atau pecahan genting atau bata merah di dasarnya. Kemudian masukkan media baru hingga satu per tiga tinggi pot. Letakkan Sri rejeki pada media baru tepat di bagian tengah pot lalu timbun dengan media hingga pot terisi penuh. Hindari menekan nekan permukaan media dengan tangan, karena akan merusak akar Aglaonema. Setelah cukup padat, siramlah hingga cukup basah. Aglaonema merupakan tanaman yang cukup tahan terhadap hama, jadi kita tidak perlu merasa khawatir tanaman ini terkena infeksi jamur. Aglaonema hanya butuh waktu 4-5 bulan untuk tumbuh besar dan optimal.
Sansevieria
Sansevieria trifasciata
| ||||||||||
Spesies | ||||||||||
Sansevieria cylindricaSansevieria ehrenbergii Sansevieria hyacinthoides Sansevieria trifasciata |
Sansevieria atau lidah mertua adalah marga tanaman hias yang cukup populer sebagai penghias bagian dalam rumah karena tanaman ini dapat tumbuh dalam kondisi yang sedikit air dan cahaya matahari. Sansevieria memiliki daun keras, sukulen, tegak, dengan ujung meruncing.
Sanseviera dikenal dengan sebutan tanaman lidah mertua karena bentuknya yang tajam. Sanseviera tak hanya sebagai tanaman hias, tapi juga memiliki manfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sanseviera digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan.
seperti karbondioksida, benzene, formaldehyde, dan trichloroethylene.
Sansevieria dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis yang tumbuh memanjang ke atas dengan ukuran 50-75 cm dan jenis berdaun pendek melingkar dalam bentuk roset dengan panjang 8 cm dan lebar 3-6 cm. Kelompok panjang memiliki daun meruncing seperti mata Dibanding tumbuhan lain, Sanseviera memiliki keistimewaan menyerap bahan beracun, pedang, dan karena ini ada yang menyebut Sansevieria sebagai tanaman pedang-pedangan.
Tumbuhan ini berdaun tebal dan memiliki kandungan air sukulen, sehingga tahan kekeringan. Namun dalam kondisi lembap atau basah, sansiviera bisa tumbuh subur.
Warna daun Sansevieria beragam, mulai hijau tua, hijau muda, hijau abu-abu, perak, dan warna kombinasi putih kuning atau hijau kuning. Motif alur atau garis-garis yang terdapat pada helai daun juga bervariasi, ada yang mengikuti arah serat daun, tidak beraturan, dan ada juga yang zig-zag.
Keistimewaan lidah mertua adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.
Ditinjau berdasarkan jenisnya sansevieria ada dua jenis yakni yang pertama yaitu sansevieria keturunan asli/spesies sedangkan yang kedua adalah jenis hasil persilangan/hibridasi yang bisa disebut dengan jenis sansevieria hibrid.
Dari bentuk hibrid inilah sansevieria akan tercipta dengan karakter dan fisik yang berbeda dari induknya atau yang sering disebut dengan spesies hibrid atau sansevieria hibrid. Mutasi sansevieria juga dapat terjadi dari perbanyakan melalui stek daun.
Selasa, 03 Mei 2011
Anthurium
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Ordo : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Anthurium
Anthurium termasuk tanaman dari keluarga aracheae, dan tanaman ini masih berkerabat dengan tanaman hias Aglaonema, Phylodendron, Keladi hias dan Alokasia. Anthurium adalah genus dengan jumlah jenis terbanyak, diperkirakan ada sekitar 1000 jenis marga Anthurium.
Daya tarik utama dari Anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik dan bervariasi. Umumnya Anthurium berdaun hijau tua dengan urat dan tulang daun yang besar dan menonjol, sehingga tanaman ini tampak kekar namun tetap anggun, sehingga berkesan mewah dan eksklusif.
Trik merawat Anthurium
Keindahan daun dan bunga Anthurium harus selalu terjaga agar selalu indah untuk dipandang.
Perawatan Anthurium daun dianggap lebih mudah, karena pada Anthurium daun perhatian kita hanya tertuju pada daunnya saja, sedangkan pada Anthurium bunga perhatian kita tertuju pada bunga dan juga daunnya.
Yang harus diperhatikan pada perawatan Anthurium adalah mengenai media tanamnya, karena media tanam sangat penting dan berpengaruh pada perkembangan akar. Media tanah kurang bagus untuk tanaman ini, karena tanah akan banyak mengikat air sehingga akar Anthurium akan sulit untuk berkembang.
Media tanam yang bagus sebaiknya menggunakan campuran sekam bakar dan pakis cacah, tujuannya agar akar mudah tumbuh dan memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga akar akan tumbuh dengan mudah, dan dengan media campuran ini akan menghindarkan akar Anthuriun dari serangan jamur yang sering menyerang bagian akar.
Sesuaikan besar tanaman dengan besar media pot,jangan sampai tanaman yang besar masih ditempatkan pada pot yang kecil, gantilah media dengan ukuran yang lebih besar jika ukuran pot dirasa sudah terlalu kecil, pemindahan ini bertujuan agar akar dapat tumbuh dengan baik.
Anthurium sangat disarankan agar ditempatkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung, karena daun Anthurium akan sangat mudah terbakar sinar matahari dan akan menguning bila terlalu lama terkena sinar matahari. Maka tempat yang teduh seperti beranda rumah, teras belakang rumah, atau ruang keluarga sangat cocok untuk penempatan tanaman ini.
Untuk penempatan Anthurium di taman, sebaiknya ditempatkan berdekatan dengan pohon yang cukup besar untuk menaunginya.
Untuk Anthurium yang ditempatkan di dalam rumah, sebaiknya setiap 1-2 minggu sekali dikeluarkan di pagi hari, agar bisa terkena sinar matahari secara langsung, cukup selama 10-15 menit saja.
Penyiraman Anthurium cukup dilakukan 2-3 hari sekali, karena kelebihan air kurang bagus untuk pertumbuhan tanaman ini, sedangkan pemupukan bisa menggunakan NPK secara rutin sekitar 2-3 minggu sekali dengan dosis 2 gram per liter air. Hati hati dalam menggunakan larutan pupuk ini, jangan sampai mengenai daunnya, karena bila terkena daun akan menguning dan kering.
Bila penanaman dan perawatan Anthurium dilakukan dengan baik dan benar, maka kita akan memiliki Anthuriun dengan daun dan bunga yang indah.
Senin, 02 Mei 2011
Minggu, 01 Mei 2011
Jumat, 29 April 2011
Rabu, 27 April 2011
Langganan:
Postingan (Atom)